Minggu, 01 Juli 2012

Bekal untuk guru

Awal kisah, seorang petani tua yang mempunyai dua orang anak sedang dalam keadaan sekarat, karena mengetahui umurnya tidak akan lama maka ia memanggil kedua anak nya yang terkenal akan keserakahan dan kerakusan mereka. Orang tua itu mempunyai wasiat untuk kedua anaknya.
"Hai anak-anaku, setelah aku mati galilah area persawahan belakang rumah milik kita. Niscaya nanti kalian akan menemukan harta yang banyak"
Setelah orang tua itu meninggal dan dimakamkan, kedua anak itu pun mulai sibuk menggali. Hari berganti hari mereka telah gali sawah itu tetapi bukan harta yang mereka banyangkan yang mereka dapatkan tetapi rasa lelah dan putus asa akan harta yang diceritakan oleh ayahnya.
Hari itu hujan pun mulai turun, munculah pemikiran dari kedua anak tersebut, bahwa mereka sudah mengali tanah sawah dan alahkah baiknya apabila mereka menanam padi di sawah yang telah mereka gali. Akhirnya mereka berdua pun mulai menanam padi.
Padi tumbuh dengan baik dan mereka pun menjual hasil panenan mereka kepasar dengan hasil yang sangat memuaskan.
Setelah itu timbul lagi di hati mereka rasa penasaran terhadap perkataan ayah mereka perihal harta yang terpendam. Kemudian mereka mencoba untuk menggali lagi, tapi hasil yang mereka dapatkan pun sama seperti awal mereka gali dulu. Timbul perasaan dengki mereka terhadap almarhum ayah mereka, bahwa kemungkinan harta yang dimaksud sudah dibagi-bagikan oleh ayah mereka ke orang lain.
Dikarenakan sawah sudah mereka gali, akhirnya mereka pun menanam kembali padi. Dan hasil panen yang mereka dapatkan sangat memuaskan. Jadilah mereka berdua orang kaya.
Akhirnya mereka pun terbiasa dengan pekerjaan yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan, sampai mereka pun tahu akan musim.
Bulan berganti bulan barulah mereka sadar dan faham akan makna yang disampaikan ayah mereka sebelum meninggal perihal harta yang terpendam. Mereka berdua pun akhirnya menjadi orang kaya  yang santun dan baik hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar